Judul Buku : Dahsyatnya Shalat Sunnah
Penulis : Maulana Ahmad
Penerbit : Pustaka Marwa
Cetakan : I, 2010
Tebal : 167 Halaman
Setiap manusia memiliki kebutuhan dan keinginan, bahkan acapkali kita dihadapkan pada berbagai pilihan, seperti jodoh, pekerjaan, pendidikan dan lain-lain. Jika mengikuti ambisinya, keinginan manusia selalu ada dan tidak terbatas.
Mulai dari keinginan yang dibutuhkan menyangkut dirinya sampai kepada keinginan yang dibutuhkan menyangkut sebuah negara. Bagi yang beriman, segala kebutuhan, cita-cita, harapan, dan keinginan tersebut, tidak serta merta selalu ditempuh melalui jalan usaha secara praktis belaka.
Ketika merasakan hal semacam itu dan membuat kita kebingungan, tentunya kita perlu mencari sebuah jalan yang mampu menggugah kita untuk menentukan pilihan. Sementara itu, problematika yang sering kita alami di kehidupan kita seringkali sulit menemukan jalan keluarnya. Apalagi di zaman sekarang ini, semakin kompleksnya permasalahan hidup.
Sebagai orang yang beriman, problematika hidup kita tidak serta merta kita lepas begitu saja. Sebab Allah Swt Maha Mendengar, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pada saat itulah kita memohon kepada Allah Swt agar dimudahkan dan diberi jalan keluar atas segala problematika yang sedang kita hadapi.
Di masa-masa genting ini pula kita harus menegakkan shalat-shalat sunnah. Shalat sunnah sungguh memiliki keistimewaan tersendiri sebab shalat sunnah mampu menjadi solusi di dalam memecahkan semua permasalahan untuk hamba Allah Swt yang beriman.
Dalam buku Dahsyatnya Shalat Sunnah karya Maulana Ahmad mendefinisikan shalat sebagai jalan keluar bagi mereka yang memiliki kesulitan dan kebutuhan, juga sebagai media dimana seorang hamba mengadukan segala persoalan hidup yang dihadapinya. Karena dengan shalat sunnah seseorang mampu mendekatkan dirinya kepada Yang Maha Pengasih, Allah Swt.
Buku ini menyingkap rahasia kepada kita betapa dahsyatnya shalat sunnah. Ada empat shalat sunnah yang dibahas dalam buku ini. Pertama, Shalat Tahajjud. Shalat sunnah tahajjud termasuk shalat sunnah muakad (shalat sunnah yang dikuatkan oleh syara’). Shalat tahajjud atau shalat malam adalah suatu bentuk amal yang senantiasa dijadikan amalan wirid oleh Rasulullah Saw, para sahabat, ulama dan shalihin.
Bilangan rakkat shalat tahajjud sedikitnya dua rakaat dan banyaknya tidak terbatas, Dengan syarat sesudah bangun tidur di waktu malam, walaupun tidurnya itu dalam waktu sebentar. Jika dikerjakan tanpa tidur di waktu malam, maka tidak bisa dikatakan shalat tahajjud. Akan tetapi dinamakan sebagai shalat sunnah biasa.
Untuk mendirikan shalat tahajjud, sebaiknya kita harus mengetahui akan waktu yang paling utama untuk mendirikan shalat tahajjud. Ada tiga waktu dalam melaksanakan shalat tahajjud. Sangat utama pada sepertiga pertama, waktunya shalat Isya’ sampai jam sepuluh malam. Lebih utama pada sepertiga kedua, pada jam sepuluh sampai jam satu malam. Paling utama sepertiga ketiga, yaitu pada jam satu malam sampai masuknya waktu shalat Shubuh.
Kedua, Shalat Hajat. Pada hakikatnya shalat hajat sebagai media ibadah kepada Allah Swt ketika kita mempunyai keperluan di dalam urusan duniawi maupun ukhrawi agar supaya dikabulkan. Shalat hajat dapat dilakukan pada siang hari maupun malam hari.
Seusai shalat hajat, kita dianjurkan untuk berwirid agar hajat terkabul. Wirid khusus agar segera memperoleh pekerjaan atau rezeki, melembutkan hati orang, memperoleh dan mempertahankan jabatan dan beberapa hajat khusus lainnya.
Ketiga, Shalat Istikharah. Shalat istikharah kita jalankan untuk memohon petunjuk dari Allah Swt, dengan diberi tanda-tanda atau alamat atau pun isyarat untuk ditunjukkan segera pilihan yang terbaik di antara dua hal yang belum dapat ditentukan baik buruknya oleh kita.
Waktu menunaikan shalat istikharah sama halnya dengan shalat tahajjud dan shalat hajat yang dilakukan di malam hari. Walhasil, kita benar-benar memperoleh isyarat kemantapan hati untuk menentukan pilihan.
Keempat, Shalat Dhuha. Siapapun yang melaksanakan shalat Dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah Swt, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan (HR Turmudzi). Imam Syaukani pun menerangkan suatu hadis bahwa dua rakaat shalat Dhuha dapat menggantikan 360 kali sedekah. Shalat Dhuha juga diselarasakan dengan permohonan akan limpahan anugerah rezeki yang halal, mendapatkan rezeki dari setiap penjuru, memohon tambahan rezeki, atau kedudukan yang baik.
Terpenting dari shalat sunnah adalah kita mengharapkan segala permasalahan hidup dapat kita tuntaskan. Melalui shalat sunnah itu pula kita semakin meyakini bahwa Allah Swt Maha Mendengar kepada setiap hamba-hamba-Nya yang sedang menempuh cita-cita, kebutuhan atau permasalahan, menghadapi kegalauan hidup, memohon rezeki hingga ampunan dari Allah Swt.
Maulana Ahmad meyakinkan kita bahwa shalat sunnah begitu dahsyat dan memiliki keistimewaan yang seringkali kita tidak pernah menemukannya. Dilengkapi dengan tuntunan shalat disertai doa-doa pilihan, buku ini sangat bermanfaat dan cocok untuk kita yang awam tentang seluk beluk shalat sunnah. Selamat membaca!
Ketika merasakan hal semacam itu dan membuat kita kebingungan, tentunya kita perlu mencari sebuah jalan yang mampu menggugah kita untuk menentukan pilihan. Sementara itu, problematika yang sering kita alami di kehidupan kita seringkali sulit menemukan jalan keluarnya. Apalagi di zaman sekarang ini, semakin kompleksnya permasalahan hidup.
Sebagai orang yang beriman, problematika hidup kita tidak serta merta kita lepas begitu saja. Sebab Allah Swt Maha Mendengar, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pada saat itulah kita memohon kepada Allah Swt agar dimudahkan dan diberi jalan keluar atas segala problematika yang sedang kita hadapi.
Di masa-masa genting ini pula kita harus menegakkan shalat-shalat sunnah. Shalat sunnah sungguh memiliki keistimewaan tersendiri sebab shalat sunnah mampu menjadi solusi di dalam memecahkan semua permasalahan untuk hamba Allah Swt yang beriman.
Dalam buku Dahsyatnya Shalat Sunnah karya Maulana Ahmad mendefinisikan shalat sebagai jalan keluar bagi mereka yang memiliki kesulitan dan kebutuhan, juga sebagai media dimana seorang hamba mengadukan segala persoalan hidup yang dihadapinya. Karena dengan shalat sunnah seseorang mampu mendekatkan dirinya kepada Yang Maha Pengasih, Allah Swt.
Buku ini menyingkap rahasia kepada kita betapa dahsyatnya shalat sunnah. Ada empat shalat sunnah yang dibahas dalam buku ini. Pertama, Shalat Tahajjud. Shalat sunnah tahajjud termasuk shalat sunnah muakad (shalat sunnah yang dikuatkan oleh syara’). Shalat tahajjud atau shalat malam adalah suatu bentuk amal yang senantiasa dijadikan amalan wirid oleh Rasulullah Saw, para sahabat, ulama dan shalihin.
Bilangan rakkat shalat tahajjud sedikitnya dua rakaat dan banyaknya tidak terbatas, Dengan syarat sesudah bangun tidur di waktu malam, walaupun tidurnya itu dalam waktu sebentar. Jika dikerjakan tanpa tidur di waktu malam, maka tidak bisa dikatakan shalat tahajjud. Akan tetapi dinamakan sebagai shalat sunnah biasa.
Untuk mendirikan shalat tahajjud, sebaiknya kita harus mengetahui akan waktu yang paling utama untuk mendirikan shalat tahajjud. Ada tiga waktu dalam melaksanakan shalat tahajjud. Sangat utama pada sepertiga pertama, waktunya shalat Isya’ sampai jam sepuluh malam. Lebih utama pada sepertiga kedua, pada jam sepuluh sampai jam satu malam. Paling utama sepertiga ketiga, yaitu pada jam satu malam sampai masuknya waktu shalat Shubuh.
Kedua, Shalat Hajat. Pada hakikatnya shalat hajat sebagai media ibadah kepada Allah Swt ketika kita mempunyai keperluan di dalam urusan duniawi maupun ukhrawi agar supaya dikabulkan. Shalat hajat dapat dilakukan pada siang hari maupun malam hari.
Seusai shalat hajat, kita dianjurkan untuk berwirid agar hajat terkabul. Wirid khusus agar segera memperoleh pekerjaan atau rezeki, melembutkan hati orang, memperoleh dan mempertahankan jabatan dan beberapa hajat khusus lainnya.
Ketiga, Shalat Istikharah. Shalat istikharah kita jalankan untuk memohon petunjuk dari Allah Swt, dengan diberi tanda-tanda atau alamat atau pun isyarat untuk ditunjukkan segera pilihan yang terbaik di antara dua hal yang belum dapat ditentukan baik buruknya oleh kita.
Waktu menunaikan shalat istikharah sama halnya dengan shalat tahajjud dan shalat hajat yang dilakukan di malam hari. Walhasil, kita benar-benar memperoleh isyarat kemantapan hati untuk menentukan pilihan.
Keempat, Shalat Dhuha. Siapapun yang melaksanakan shalat Dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah Swt, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan (HR Turmudzi). Imam Syaukani pun menerangkan suatu hadis bahwa dua rakaat shalat Dhuha dapat menggantikan 360 kali sedekah. Shalat Dhuha juga diselarasakan dengan permohonan akan limpahan anugerah rezeki yang halal, mendapatkan rezeki dari setiap penjuru, memohon tambahan rezeki, atau kedudukan yang baik.
Terpenting dari shalat sunnah adalah kita mengharapkan segala permasalahan hidup dapat kita tuntaskan. Melalui shalat sunnah itu pula kita semakin meyakini bahwa Allah Swt Maha Mendengar kepada setiap hamba-hamba-Nya yang sedang menempuh cita-cita, kebutuhan atau permasalahan, menghadapi kegalauan hidup, memohon rezeki hingga ampunan dari Allah Swt.
Maulana Ahmad meyakinkan kita bahwa shalat sunnah begitu dahsyat dan memiliki keistimewaan yang seringkali kita tidak pernah menemukannya. Dilengkapi dengan tuntunan shalat disertai doa-doa pilihan, buku ini sangat bermanfaat dan cocok untuk kita yang awam tentang seluk beluk shalat sunnah. Selamat membaca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar