Rabu, 16 Juni 2010

Kiat Orangtua Mendidik Karakter Anak

Di dalam pendidikan yang bermartabat semestinya tercipta makna dan nilai yang bermanfaat di sekitarnya, mampu memberi pemahaman kependidikan dan implementasinya dengan baik berorientasi terhadap pembentukan keutuhan nilai-nilai perilaku ataupun karakter bagi individu sebagai perubahan dan kemajuan yang mendidik. Sebagaimana dalam firman Allah Swt Al-Qur'an “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar...” (At-Tahrim:6).

Dewasa ini, seringkali kita melihat realitas di depan mata bahwa masih terjadi orangtua abai menanamkan benih sebuah nilai yang berpendidikan kepada anak, seorang guru yang seharusnya digugu dan ditiru justru berbuat amoral dan asusila kepada anak didiknya, yang paling menyedihkan adalah terungkapnya seorang anak kecil bertingkah layaknya orang dewasa dan hal ini sangat tidak wajar, setiap hari tidak luput mengumpat kata-kata kotor, meneguk minuman keras, ditemani orang-orang yang notabene memiliki sifat dan perilaku yang kurang mendidik, memegang telepon genggam dan berlagak parlente.

Dan anak kecil tersebut bernama Sandi Adi Santoso, balita berusia 3 tahun ini melakukan kebiasaan yang tak lazim dilakukan anak seusianya. Sejak berusia 1,5 tahun, putra pasangan Riyadi (46) dan Mujiati (41) asal Kota Malang ini sudah menjadi perokok berat. Tak hanya itu, tingkah laku dan perkataannya pun tak mencerminkan anak kecil. Umpatan dan kata-kata kotor seringkali keluar dari mulut Sandi. Saat bertemu dengan teman-teman yang usianya jauh lebih dewasa darinya, Sandi seringkali melontarkan kata-kata tak pantas.

Anehnya, Sandi mempunyai gaya hidup berbeda dengan manusia pada umumnya. Sandi mempunyai kebiasaan begadang setiap malam. Seringkali tidur usai waktu shubuh dan bangun sekitar pukul 08.00 WIB. Dalam setiap harinya, Sandi biasa bergaul dengan para jukir yang sudah remaja. Sandi pun kerap menghabiskan hari-harinya dengan menghisap rokok Sampoerna Mild di atas deretan motor yang diparkir.

Dengan ini patut diperbincangkan terkait pola pendidikan yang diajarkan orangtua terhadap anaknya. Apakah anak sama sekali tidak mendapat didikan dari orangtua? Apakah di usia tersebut perilaku akhlakul karimah tidak diajarkan oleh orangtua sehingga terjadi gaya hidup yang kurang wajar dipandang? Hal-hal apa yang mesti dilakukan untuk merubah perilaku tersebut agar si anak ini mendapat hak-hak pendidikan dan yang lainnya sebagaimana mestinya?

Seyogyanya orangtua tanggap bertindak terhadap apapun yang dilakukan oleh anak. Salah satunya menjauhkan anak-anak dari lingkungan yang kurang bersih. Sebab ada dampak negatif yang akan diterima anak jika kebiasaan anak yang merokok, berkata-kata kotor, begadang setiap malam tidak cepat tertangani. Terenggutnya kebahagiaan anak menikmati masa kecil dari pergaulannya. Peranan orangtua di dalam keluarga adalah vital dan bersifat wajib. Jika orangtua abai dan lalai memberikan pendidikan kepada anaknya, Allah Swt memberikan adzab terhadap orangtua tersebut. Kewajiban mendidik merupakan hal paling urgen. Menurut Amir Hasan Ramli, Dosen Psikologi Universitas Brawijaya, obatnya hanya satu, jauhkan dari lingkungan yang ada perokoknya.

Karenanya pendidikan Islam dalam lingkungan keluarga seharusnya menjadi pegangan dan pedoman utuh menjaga segala hal yang terburuk terjadi dari lingkungan yang dihuni. Agar supaya di dalam mendidik anak, orangtua menanamkan sejak dini nilai-nilai keislaman sehingga tercukupi ilmu keagamaan bagi anak dan akhlaknya terjaga.

Dan anak dapat dikendalikan, dididik, diarahkan untuk mendalami ilmu dasar tentang Islam serta mengaplikasikan perilaku berasaskan Islam sehari-hari. Dan pendidikan Islam dapat menjadi rujukan para orangtua memproteksi anak-anaknya.

Ada cara sederhana mendekatkan diri anak tentang nilai-nilai keislaman. Pertama, orangtua memberikan kasih sayang sepenuhnya. Ini sangat penting sekali, karena kasih sayang orangtua adalah sandaran anak mendapat perlindungan dan pendampingan dari orang-orang terdekat, jika tanpa kasih sayang maka akan tumbuh kebencian mendalam dari seorang anak kepada orangtua karena merasa ditinggalkan. Seperti halnya, ketika orangtua memilih sibuk bekerja sampai larut tanpa memperhatikan anaknya. Dan hal ini telah terjadi di perkotaan.

Kedua, orangtua menjadi teladan yang baik bagi anak. Melihat kasus daripada Sandi sendiri, peran orangtua nihil sehingga menjadikan Sandi nampak leluasa bermain dengan siapa saja. Sampai akhirnya terjerumus kepada pergaulan yang salah. Oleh karena itu, orangtua melakukan tindakan sebaik mungkin kepada anak. Teladan yang baik yaitu dengan selalu mengajarkan nilai-nilai keislaman dan tidak serta merta melepas anak walaupun demi keperluan kerja sekalipun. Ketiga, orangtua mengajarkan akhlakul karimah dalam pergaulan sehari-hari. Anak yang terjerumus dalam pergaulan yang salah karena orangtua tidak mengajarkan akhlakul karimah kepada anak.

Mengajarkan kepada anak kebiasaan-kebiasaan rutinitas, seperti makan dan minum, mengambil dan memulai dari tangan kanan, bila anak masih suka memakai tangan kiri, orangtua sesering mungkin menegur dan memandunya untuk memakai tangan yang baik. Menjauhkan anak dari asap rokok, kopi, dan telepon genggam. Bila orangtua perokok sebaiknya tidak didekat anak saat itu, tidak meminumkan kopi kepada anaknya, dan tidak mengajari anaknya cara mengoperasikan telepon genggam terlebih dahulu.

Orangtua membiasakan diri untuk mengajarkan kepada anak untuk berterima kasih kepada orang lain. Mengajarkan cara bertutur kata yang baik. Mengajarkan cara membuang sampah pada tempatnya. Melakukan kebaikan sekecil apapun. Dan anak diharapkan mendapat manfaat dari yang orangtua ajarkan selagi itu baik untuk anak dan masa depannya.

Akhlak atau moralitas adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak kepada anak. Di lingkungan keluarga diwujudkan dengan contoh dan teladan dari orangtua.

Perilaku sopan santun orangtua dalam pergaulan dan hubungan antara anak dan masyarakat mewujud ke arah pemberdayaan nilai-nilai keislaman secara menyeluruh dan mengukuhkan nilai-nilai Islam dalam Al-Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman untuk kebahagiaan keluarga, dan akan tercapai upaya meminimalisir gejala buruk tapi menuju kebahagiaan selamanya. Semoga!


DAFTAR BACAAN


Anonim. Sandi, Balita Perokok Perlu Pendampingan. http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/forum. Diakses pada 07 Mei 2010.

Anonim. Balita Perokok Berat Sejak Usia 1,5 Tahun Kecanduan. http://www.dutamasyarakat.com/sandiperokok/rubrik-6-jatim.html. Diakses pada 07 Mei 2010

Muhaimin, 1993. Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya, Bandung: Trigenda Karya.

Poerwadarminta, W.J.S., 1985. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Sujana, Djuju, 1996. Peranan Keluarga Dalam Lingkungan Masyarakat, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar